Minggu, 26 Februari 2017

42- PENGHALANG TADABBUR DAN BERDALIL



PENGHALANG TADABBUR DAN BERDALIL

[1]- Di antara hal yang menghalangi kebanyakan orang dari memahami Al-Qur’an adalah: mereka tidak menyadari bahwa realita dan kenyataan yang mereka hadapi sebenarnya masuk di dalam kandungan Al-Qur’an. Mereka menyangka bahwa Al-Qur’an berbicara tentang perkara-perkara dan individu-inividu yang sudah berlalu. Padahal, kalaulah mereka yang dibicarakaan dalam Al-Qur’an itu sudah berlalu, maka -demi Allah- orang-orang tersebut mempunyai para penerus sampai zaman sekarang; baik yang sama persis dengan mereka, yang lebih jelek, maupun yang lebih ringan kejelekkannya. Ketika Al-Qur’an berbicara tentang para pendahulu tersebut, maka masuk di dalamnya para pewaris sifat mereka.

[Lihat: Madaarijus Saalikin (I/289-cet. Muassasah al-Mukhtaar, Kairo) karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah -rahimahullaah-]

[2]-  Banyak Ayat-Ayat Tentang Kaum Musyrikin Yang Sesuai Dengan Kondisi Banyak Dari Kaum Muslimin.

Karena ketidaktahuan terhadap Islam yang hakiki, yang Allah utus Rasul-Nya dengan Islam tersebut; maka banyak dari kaum muslimin terjatuh kepada kesyirikan yang di lakukan oleh orang-orang musyrik pada zaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Banyak dari kaum muslimin yang jelas mereka mengakui bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka, memberi rezki kepada mereka, memberi manfaat dan menolak bahaya dari mereka, akan tetapi mereka berbuat syirik kepada Allah dalam beribadah; mereka beribadah kepada Allah dan juga beribadah kepada sesembahan-sesembahan selain Allah; dengan harapan agar sesembahan-sesembahan tersebut bisa menjadi wasilah (perantara) untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka ini sama dengan perbuatan orang-orang musyrik pada zaman Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Ta’aalaa berfirman:

...وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى...

“…Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”…”. (QS. Az-Zumar: 3).

[Lihat: It-haaful Ilf (II/895-896)]

[3]-  Shahabat Nabi Menggunakan Ayat Tentang Orang Kafir Untuk Orang Muslim.

دَخَلَ حُذَيْفَةُ عَلَى مَرِيْضٍ، فَرَأَى فِيْ عَضُدِهِ سَيْرًا؛ فَقَطَعَهُ -أَوْ: اِنْتَزَعَهُ- ثُـمَّ قَالَ: وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

Hudzaifah (bin al-Yaman -radhiyallaahu ‘anhumaa-) pernah masuk menemui orang sakit, ternyata ia melihat di lengan orang itu ada tali dari kulit (jimat-pent), maka Hudzaifah memotong atau mencabutnya, kemudian membaca (firman Allah): “Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah kecuali mereka mempersekutukan-Nya” (QS. Yusuf: 106).

[Tafsiir Ibni Katsiir (hlm. 674-al-Mishbaahul Muniir)]

“Maka dalam (kisah) ini terdapat (faedah): bolehnya berdalil dengan (ayat) yang Allah turunkan tentang (orang yang berbuat) syirik besar untuk digunakan kepada (orang yang berbuat) syirik kecil, karena ayat bermakna luas, dan (syirik kecil) tersebut masuk dalam kategori syirik.”

[Fat-hul Majiid  (hlm. 143 -tahqiiq Syaikh Walid Al-Furayyan)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar