Senin, 27 Februari 2017

G. AL-MUNAAFIQUUN (ORANG-ORANG MUNAFIK) (Fiq-hul Waaqi’ 7)



G. AL-MUNAAFIQUUN (ORANG-ORANG MUNAFIK) (Fiq-hul Waaqi’ 7)

[1]- Allah Ta’aalaa berfirman:

 ... وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لا يَعْلَمُونَ

“…Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin; tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui. (QS. Al-Munafiqun: 8)

Dan Allah Ta’aalaa berfirman:

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

Dan apabila engkau melihat mereka; tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata; kamu mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al-Munafiqun: 4)

Allah Ta’aalaa juga berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنْكَ صُدُودًا

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul”, niscaya engkau (Muhammad) melihat orang-orang munafik benar-benar berpaling darimu.(QS. An-Nisaa’: 61)

[2]- Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullaah berkata:

“Kemunafikan adalah adalah penyakit kronis yang tersembunyi, dimana seseorang dipenuhi dengan kemunafikan; akan tetapi dia tidak merasakannya. Karena (kemunafikan) itu adalah perkara yang tersembunyi atas manusia, bahkan sering tersamar atas orang-orang munafik itu sendiri; dimana dia menyangka bahwa dirinya melakukan perbaikan padahal justru dia membuat kerusakan…

Allah telah membuka kedok orang-orang munafik dan membongkar rahasia mereka dalam Al-Qur’an, Allah nampakkan perkara mereka kepada hamba-hamba-Nya agar waspada dari kemunafikan itu sendiri dan juga waspada dari orang-orang munafik…karena ujian berupa bercampurnya (kaum muslimin) dengan mereka adalah sudah merata, dan fitnah (kejelekan) yang mereka berikan terhadap Islam dan kaum muslimin luar biasa besarnya. Kejelekan yang menimpa Islam disebabkan orang-orang munafik sangatlah besar; karena mereka menisbatkan diri kepada Islam, (seolah-olah) membela dan memberikan loyalitas terhadapnya, padahal mereka pada hakikatnya adalah musuh-musuh Islam; mereka menampakkan permusuhan terhadap Islam dalam bentuk yang disangka oleh orang yang tidak faham: seolah-olah itu ilmu dan perbaikan, padahal itu adalah puncak kebodohan dan perusakan…

Maka, terus menerus Islam dan kaum muslimin terkena ujian dan musibah dari mereka, senantiasa mereka menyerang kaum muslimin dengan syubhat-syubhat yang mereka lancarkan, dan (fatalnya) mereka menyangka sedang melakukan perbaikan:

أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ

“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah: 12)…

(Orang-orang munafik) terebut adalah: manusia yang paling bagus badannya, paling manis ucapannya, paling lembut penjelasannya, (akan tetapi) paling busuk hatinya, dan paling lemah jiwanya, mereka seperti kayu yang disandarkan yang tidak berbuah, telah dicabut seakar-akarnya, kemudian bersandar kepada dinding yang bisa menopangnya; agar tidak diinjak-injak oleh manusia:

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Dan apabila engkau melihat mereka; tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata; engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun: 4)…

Dalil-dalil (Al-Qur’an dan As-Sunnah) terasa berat bagi mereka sehingga mereka pun membencinya…

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

“Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka membenci apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an); maka Allah menghapus segala amal mereka.” (QS. Muhammad: 9).”

[Madaarijus Saalikiin (I/430, 431,437, & 439- cet. Ad-Daar al-‘Aalamiyyah)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar