Kamis, 02 Maret 2017

103- SOLUSI UNTUK KELEMAHAN KAUM MUSLIMIN



SOLUSI UNTUK KELEMAHAN KAUM MUSLIMIN

Allah -Subhaanahu Wa Ta’aalaa- berfiman:

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا

“Ketika mereka (dalam Perang Ahzab/Khandaq) datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang yang ber-IMAN dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat.” (QS. Al-Ahzaab: 10-11)

Allah juga berfirman:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

“Dan ketika orang-orang yang ber-IMAN melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu; mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”  (QS. Al-Ahzaab: 22)

Tentang perkataan mereka -yang Allah kabarkan dalam ayat ini-: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”; maka “Ibnu ‘Abbas dan Qatadah berkata: “Yang mereka maksudkan adalah: firman Allah -Ta’aalaa- dalam Surat Al-Baqarah:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh kemelaratan, penderitaan, dan digoncangkan (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah: 214).”

Yakni:Inilah yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa musibah, cobaan dan ujian; yang akan disudahi dengan pertolongan yang dekat.”

[Tafsiir al-Qur’aanil ‘Azhiim (Tafsir Ibnu Katsir) (VI/392-tahqiiq Sami bin Muhammad As-Salamah)]

Dalam ayat-ayat ini ada dua pembahasan:

PEMBAHASAN PERTAMA: MAKNA AYAT-AYAT INI

Allah menceritakan apa yang terjadi dalam Perang Khandaq; dimana “Al-Ahzaab” (golongan-golongan yang bersekutu) dari kaum musyrik Quraisy, Ghathfan dan lainnya berkumpul mengepung kota Madinah, demikian juga terjadi pengkhianatan Bani Quraizhah (salah satu kabilah Yahudi) dari dalam/belakang kota Madinah. Inilah pasukan terbesar yang berhasil dikumpulkan oleh bangsa Arab untuk menghabisi kaum muslimin.

Maka wajar kalau orang-orang yang beriman mengalami goncangan yang luar biasa. Akan tetapi dengan ke-IMAN-an yang ada pada diri mereka; ujian ini justru menambah keimanan mereka. Dan mereka mengatakan: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Yakni: Allah dan Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- telah mengabarkan bahwa orang-orang yang beriman pasti akan di uji keimanannya, semakin besar imannya; maka akan semakin besar pula ujiannya.

Maka; apakah balasan dari Allah atas kesempurnaan iman mereka ini?

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا

“Dan Allah menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang yang ber-IMAN dari peperangan. Dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa.” (QS. Al-Ahzaab: 25)

Allah kirimkan angin kepada musuh-musuh mereka dan tentara -dari kalangan malaikat- yang tidak terlihat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا

“Wahai orang-orang yang ber-IMAN! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah di karuniakan) kepadamu ketika bala tentara (orang-orang musyrik) datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak terlihat olehmu (para malaikat). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ahzaab: 9)

[Lihat: Tafsir Ibnu Katsir (VI/383-388-tahqiiq Sami bin Muhammad As-Salamah), “Adhwaa-ul Bayaan” (III/537-540-cet. Daar ‘Aalam al-Fawaa-id), dan “Ar-Rahiiqul Makhtuum” (hlm. 338-351)]

PEMBAHASAN KEDUA: KELEMAHAN KAUM MUSLIMIN DAN SOLUSINYA

Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani -rahimahullaah- berkata:

“Wa Ba’du, maka -sebagaimana anda semua ketahui- kita berada pada zaman yang kaum muslimin sampai pada batas (rendah) -dimana seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak akan mengalami hal yang lebih buruk dari ini-; berupa kehinaan dan di perbudak oleh umat lain. Oleh karena itulah, karena kita semua tahu bahwa kehinaan ini menimpa seluruh negeri Islam…; kita kemudian senantiasa bertanya-tanya…tentang sebab yang mengakibatkan kaum muslimin sampai kepada keadaan yang jelek dan hina ini,…Sebagaimana kita juga bertanya-tanya tentang TERAPI DAN OBAT AGAR KITA MAMPU UNTUK TERBEBAS DARI KEHINAAN DAN KETERPURUKAN INI.”

[“At-Tashfiyah Wat Tarbiyah Wa Haajatul Muslimiin Ilaihimaa” (hlm. 6)]

Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi -rahimahullaah-

“Dan sungguh, Al-Qur’an telah menunjukkan kepada solusi dari permasalahan ini dengan jalan yang paling lurus dan paling bagus. Maka Al-Qur’an menjelaskan bahwa obat dari kelemahan dalam menghadapi orang-orang kafir hanyalah dengan: JUJUR MENGHADAP KEPADA ALLAH -TA’AALAA-, KUATNYA IMAN DAN TAWAKKAL KEPADA-NYA, karena Allah-lah Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa. (Dia) mengalahkan segala sesuatu, maka barang siapa termasuk dalam tentara-Nya -secara hakiki-; niscaya tidak akan mungkin bisa dikalahkan oleh orang-orang kafir, bagaimanapun hebatnya kekuatan mereka.

Di antara contoh yang menjelaskan hal tersebut adalah: Bahwa orang-orang kafir; tatkala mereka melakukan pengepungan terhadap kaum muslimin dengan pasukan yang sangat besar dalam Perang Ahzab; yang situasinya adalah sebagaimana (yang Allah sebutkan) dalam firman-Nya:

إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الأبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا * هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالا شَدِيدًا

“Ketika mereka (dalam Perang Ahzab/Khandaq) datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah. Di situlah diuji orang-orang yang ber-IMAN dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat.” (QS. Al-Ahzaab: 10-11)

Maka solusi (untuk lolos dari pengepungan tersebut-pent) adalah apa yang telah kami sebutkan (yakni: jujur menghadap kepada Allah -Ta’aalaa-, kuatnya iman dan tawakkal kepada-Nya-pent). Perhatikanlah bagaimana beratnya pengepungan militer ini dan betapa kuat pengaruhnya terhadap kaum muslimin. Ditambah lagi ketika itu semua penduduk bumi sedang memboikot mereka; baik dari segi politik maupun ekonomi.

Kalau anda sudah memahaminya; maka ketahuilah bahwa solusi yang mereka gunakan untuk menghadapi perkara besar ini dan untuk lolos dari permasalahan yang sangat berat ini adalah:  apa yang Allah -Jalla Wa ‘Alaa- jelaskan (dalam Surat Al-Ahzab) dengan firman-Nya:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

“Dan ketika orang-orang yang ber-IMAN melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu; mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka.”  (QS. Al-Ahzaab: 22)

Keimanan yang sempurna ini, keislaman (kepasrahan) yang besar kepada Allah -Jalla Wa ‘Alaa-, percaya kepada-Nya dan bertawakkal hanya kepada-Nya: inilah sebab untuk menyelesaikan permasalahan yang sangat besar ini.

Allah -Ta’aalaa- telah menjelaskan hasil yang dicapai dengan mewujudkan solusi ini dengan firman-Nya:

وَرَدَّ اللَّهُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوا خَيْرًا وَكَفَى اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ الْقِتَالَ وَكَانَ اللَّهُ قَوِيًّا عَزِيزًا *  وَأَنْزَلَ الَّذِينَ ظَاهَرُوهُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ صَيَاصِيهِمْ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ فَرِيقًا تَقْتُلُونَ وَتَأْسِرُونَ فَرِيقًا * وَأَوْرَثَكُمْ أَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ وَأَرْضًا لَمْ تَطَئُوهَا وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرًا *

“Dan Allah menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang yang beriman dari peperangan. Dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa. Dan Dia menurunkan Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu mereka (golongan-golongan yang bersekutu) dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebagian yang lain kamu tawan. Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 25-27)


(Cara) Allah menolong kaum muslimin atas musuh-musuh mereka; tidak pernah terbayangkan oleh mereka, dan tidak pernah mereka mengira bahwa mereka akan ditolong dengan hal semacam ini; yaitu: para malaikat dan angin topan. Allah -Ta’aalaa- berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا...

“Wahai orang-orang yang ber-IMAN! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah di karuniakan) kepadamu ketika bala tentara (orang-orang musyrik) datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak terlihat olehmu (para malaikat)...” (QS. Al-Ahzaab: 9)

[“Adhwaa-ul Bayaan” (III/537-538 cet. Daar ‘Aalam al-Fawaa-id)]

Itulah para Shahabat -radhiyallaahu ‘anhmu ajma’iin-. Adapun kita; maka sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Albani -rahimahullaah-: “BAGAIMANA MUNGKIN KITA AKAN MASUK KE MEDAN JIHAD, SEDANGKAN ‘AQIDAH KITA HANCUR LEBUR?!”

[“Hayaatu al-Albaani Wa Aatsaaruhu Wa Tsanaa-ul ‘Ulamaa’ ‘Alaihi” (hlm. 389)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar