Kamis, 02 Maret 2017

104- BENARKAH SYI'AH & NASRANI SEKARANG SUDAH MENGEPUNG KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA???



BENARKAH SYI'AH & NASRANI SEKARANG SUDAH MENGEPUNG KAUM MUSLIMIN DI INDONESIA???

[1]- Sumber berita -semacam ini- yang pertama adalah: DARI SETAN; karena setan ingin menakut-nakuti kaum muslimin dengan melalui perantaraan teman-teman setianya.

Allah -Ta'aalaa- berfirman:

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

"Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman." (QS. Ali 'Imran: 175)

[2]- Sumber berita yang kedua: DARI ORANG-ORANG KAFIR itu sendiri; yang memang ingin menakut-nakuti kaum muslimin.

Allah -Ta'aalaa- berfirman:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang mengatakan kepada mereka: "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka", ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"." (QS. Ali 'Imran: 173)

[3]- Atau -berita semacam ini- berasal DARI ORANG FASIK; sehingga harus diteliti kebenarannya.

Allah -Ta'aalaa- berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا...

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang  fasik datang kepadamu  membawa suatu berita; maka telitilah kebenarannya..." (QS. Al-Hujuraat: 6)
[4]- Adapun bagi seorang muslim; maka TIDAK BOLEH MENAKUT-NAKUTI MUSLIM YANG LAINNYA.

Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam- bersabda:

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lainnya." (HR. Abu Dawu3d, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

[5]- Dan bagi muslim yang ditakut-takuti; maka hendaknya hal itu justru semakin menambah imannya; karena Allah berfirman:

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

"(Yaitu) orang-orang (yang menta'ati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang yang mengatakan kepada mereka: "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu; karena itu takutlah kepada mereka", TERNYATA (UCAPAN) ITU MENAMBAH (KUAT) IMAN MEREKA dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"." (QS. Ali 'Imran: 173)

[6]- Kembalilah kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, bukan kepada internet, televisi, HP, dan yang semisalnya.

Apa yang Allah firmankan: itulah yang benar.

Apa yang Nabi sabdakan: itulah yang benar.

Bukan: apa yang berita katakan!!!

[7]- Dan KALAUPUN BENAR bahwa orang-orang kafir telah membuat makar bagi kaum muslimin; MAKA SUNGGUH ALLAH TELAH MENGABARKAN BAHWA MAKAR MEREKA TIDAK BERBAHAYA SELAMA KITA BERSABAR DAN BERTAQWA.

Allah -'Azza Wa Jalla- berfirman:

...وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

"...Jika kamu bersabar dan bertakwa; niscaya tipu daya mereka tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu sedikitpun. Sungguh, Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (QS. Ali 'Imran: 120)

[8]- Sabar (1)dalam menjalankan keta'atan, (2)dalam menjauhi kemaksiatan, dan (3)dalam menerima takdir yang tidak mengenakkan.

[9]- Bertaqwa dengan: (1)melaksanakan perintah Allah dan (2)menjauhi apa yang Dia larang; yang hal ini tentu disyaratkan padanya: Ikhlas (kepada Allah) & Ittibaa' (mengikuti Rasul), dan kedua hal ini bisa didapatkan dengan ILMU.

[10]- PERINTAH ALLAH YANG TERBESAR ADALAH TAUHID DAN LARANGAN TERBESAR ADALAH SYIRIK.

Sehingga kita harus kembali mempelajari Tauhid, mempelajari tentang makna:

  لَا إله إلا الله * مُحَمَّد رَسُوْلُ الله

Tentang hakikat "Laa Ilaaha Illallaah", maknanya, rukun, syarat, dan konsekuensinya.

Karena masih banyak kaum muslimin yang belum mengetahuinya: baik orang awam, atau para penuntut ilmu, bahkan sebagian ustadznya; belum mengetahui hal-hal ini. Allaahul Musta'aan. 

-ditulis oleh: Ahmad Hendrix, berdasarkan jawaban Fadhilatul Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas -hafizhahillaah- atas sebuah pertanyaan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar