Senin, 23 Oktober 2017

TUDUHAN DENGAN ISTILAH “WAHABI”

Tuduhan yang sering diberikan kepada orang yang ingin kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah: tuduhan “Wahabi”, yaitu pengikut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, yakni: bahwa beliau adalah tokoh yang menyimpang sehingga orang yang mengikuti dakwah beliau pun menyimpang. Hal itu dikarenakan memang para penuduh tersebut tidak mengenal Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan tidak mengetahui dakwah beliau, yang mengajak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau karena keyakinan para penuduh memang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dan Allah telah mencela orang-orang yang mendustakan sebelum mengadakan penelitian, Allah Ta’aalaa berfirman:
{بَلْ كَذَّبُوْا بِـمَا لَـمْ يُـحِيْطُوْا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِـهِمْ تَأْوِيْـلُهُ كَذٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِــبَةُ الظَّالِمِيْـنَ}
“Bahkan (yang sebenarnya), mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna dan belum mereka peroleh penjelasannya. Demikianlah halnya umat-umat yang ada sebelum mereka telah mendustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang yang zhalim.” (QS. Yunus: 39)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di (wafat th. 1376 H) rahimahullaah berkata:
“Maka di sini terdapat petunjuk untuk teliti dalam segala perkara, dan hendaknya seorang tidak segera menerima sesuatu atau menolaknya sebelum dia memperoleh penjelasannya.”
[“Taisiirul Kariimir Rahmaan” (hlm. 365-cet. Muassasah ar-Risaalah)]
Maka berikut ini sedikit keterangan tentang Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan sebagian Kitab beliau.
1-  Nasab Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
Beliau adalah: Syaikh Imam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab bin Sulaiman bin ‘Ali At-Tamimi, lahir tahun 1115 H dan wafat tahun 1206 H, dari kabilah Bani Tamim; yang Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- mengabarkan bahwa mereka merupakan umat beliau yang paling keras terhadap Dajjal -sebagaimana dalam HR. Al-Bukhari (no. 2543)-.
Hal ini menunjukkan bahwa Dakwah dari kabilah ini akan terus ada sampai zaman Dajjal, dan bahwa mereka adalah umat Muhammad yang paling keras terhadap Dajjal. Maka sebagaimana kabilah ini di akhir zaman merupakan manusia yang paling keras terhadap Dajjal terbesar; maka Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan anak-anak beliau, cucu-cucu beliau, murid-murid beliau, murid-murid dari murid-murid beliau, dan seterusnya; mereka adalah umat Islam yang paling keras terhadap para Dajjal (pendusta) yang muncul pada zaman mereka -dari kalangan orang-orang yang menyimpang dan sesat-.
2- Dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab
Dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dibangun di atas Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, dan menjelaskan ‘Aqidah yang selamat, yang diambil dari dua sumber murni ini. Oleh karena itulah prioritas beliau dalam tulisan-tulisan beliau adalah: menjelaskan ‘Aqidah, dan perhatian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-Hadits Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-, serta menjelaskan hukum-hukum Fiqih yang diambil dari dalil-dalil syar’i.
Dan perhatian utama dan terbesar beliau adalah: menjelasakan Tauhid Ibadah yang karena itu para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan, sebagaimana firman Allah -‘Azza Wa Jalla-:
{وَلَقَدْ بَـعَـثْــنَا فِـيْ كُـلِّ أُمَّـةٍ رَسُوْلًا أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْـتَـنِـبُـوا الطَّاغُوْتَ...}
“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah Thaaghuut (sesembahan selain Allah)’…” (QS. An-Nahl: 36)
Maka, dalam masalah Tauhid ini; beliau menulis banyak kitab, dan yang paling penting adalah: “Kitaabut Tauhiid Alladzii Huwa Haqqullaahi ‘Alal ‘Abiid”; yang dikenal dengan: Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab.
[dirngkas dari Kitab: “Manhaj Syaikhil Islaam Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab Fit Ta’liif” (V/ 39-46- “Kutub Wa Rasaa-il”), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al’Abbad hafizhahullaah]
3- Bagi yang ingin mengetahui apa yang didakwahkan oleh Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab; maka bisa dengan langsung membaca kitab-kitab karya beliau.
 Di antara karya beliau yang terkenal adalah:
(2)- Tsalatsatul Ushul, bisa didownload di link berikut: https://drive.google.com/file/d/0Bx7DPlyk_AgSR29tS0xheUNfajg/view?usp=docslist_api
(3)- Al-Qawa’id Al-Arba’, bisa didownload di link berikut: https://drive.google.com/file/d/0B3FT6ui1GzNVbkp4YTZ5ZXFfWE0/view
4- Dan berikut ini adalah penjelasan secara global dari kandung tiga kitab tersebut:
KITAB TAUHID
- Kitab Tauhid adalah kitab beliau yang paling penting dan paling luas dalam masalah ‘Aqidah. Kitab ini mengandung 66 (enam puluh enam) bab.
- Kitab ini -dari awal sampai akhir- berisi: ayat-ayat Al-Qur’an, Hadits-Hadits Nabi, dan perkataan para Ulama Salaf; dari kalangan: para Shahabat, serta orang-orang setelah mereka yang mengikuti Manhaj dan jalan mereka.
- Metode semacam ini mirip dengan apa yang dilakukan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya; lebih khusus lagi pada bagian Kitab Tauhid dari Shahih Al-Bukhari.
- Kebiasaan Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dalam Kitab Tauhid adalah: mendahulukan ayat-ayat Al-Qur’an, kemudian baru Hadits-Hadits Nabi, kemudian baru perkataan para Ulama Salaf.
- Dikarenakan Kitab Tauhid berisi: ayat-ayat Al-Qur’an, Hadits-Hadits Nabi, dan perkataan para Ulama Salaf; maka hal inilah yang menaikkan derajat Kitab ini sehingga menjadi tinggi.
- Secara umum; bab-bab dalam Kitab Tauhid berisi:
* penetapan Tauhid; yaitu: meng-esa-kan Allah dalam Ibadah,
* peringatan dari hal-hal yang bertentangan dengan asal/pondasi Tauhid; yaitu: Syirik kepada Allah (Syirik Besar),
* peringatan dari hal-hal yang bertentangan dengan kesempurnaan Tauhid; yaitu: Syirik Kecil dan Bid’ah-Bid’ah,
* dan juga peringatan dari hal-hal yang bisa mengantarkan kepada kesyrikan -yang secara umum: ini masuk dalam kategori Syirik Kecil atau Bida’h-.
[dirngkas dari Kitab: “Manhaj Syaikhil Islaam Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab Fit Ta’liif” (V/ 39-46- “Kutub Wa Rasaa-il”), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al’Abbad hafizhahullaah]
TSALATUL USHUL (TIGA LANDASAN UTAMA)
- Sungguh, kitab Tsalatsatul Ushul karya Imam Mujaddid Muhammad bin ‘Abdul Wahhab -rahimahullaah-: termasuk kitab ‘Aqidah yang paling bermanfaat, dan kitab tersebut telah dihafal dan dipelajari oleh para penuntut ilmu maupun orang-orang awam; karena berisi kaidah dalam ‘Aqidah. Allah telah memberikan karunia kepada Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab -rahimahullah- berupa: bagusnya tulisan, teliti dalam penyusunan, dan kuatnya pendalilan disertai kalimat yang dimudahkan dan keindahan dalam penjelasan. Maka kitab Tsalatsatul Ushul mencakup kesemuanya itu. Dikatakan oleh cucu beliau: Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan -rahimahullaah- (penulis kitab Fat-hul Majid): “Alangkah besar manfaatnya bagi para pencari petunjuk; padahal ringkas bentuknya!”
- Inti Dari Isi Kitab Tsalatsatul Ushul
Di dalam kitab ini terdapat prinsip-prinsip yang wajib diketahui oleh setiap muslim; berupa:
1. Pengenalan hamba terhadap Rabb-nya, dan macam-macam ibadah yang Allah perintahkan.
2. Pengenalan hamba terhadap agamanya, tingkatan-tingkatan agamanya, dan rukun-rukun dari masing-masing tingkatan tersebut.
3. Mengenal Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- dengan mengenal ringkasan tentang kehidupan beliau dan hikmah diutusnya beliau.
- Penjelasan Lainnya Dalam Kitab Tsalatsatul Ushul
Di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang keimanan kepada Hari Kebangkitan, dan dua rukun dari Tauhid; yaitu: (1)kufur (mengingkari) Thaghut (segala yang diibadahi selain) Allah, dan (2)beriman kepada Allah.
- Muqaddimah (Pendahuluan) Dari Kitab Tsalatsatul Ushul
Kitab Tsalatstul Ushul ini telah diberi pendahuluan dengan tiga pembahasan yang sangat bermanfaat, yang tiga pembahasan ini merupakan kaidah-kaidah agama:
1. Wajibnya menuntut ilmu, mengamalkannya, mendakwahkannya, dan bersabar atas gangguan yang menimpa di jalan ini.
2. Tentang Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Al-Wala Wal Bara’.
3. Tentang penjelasan Tauhid dan lawan dari Tauhid; yaitu: Syirik.
- Kesimpulan
Sehingga, kitab Tsalatsatul Ushul dan Muqaddimah (pendahulan)nya -berupa tiga pembahasan-: menjadi ikatan kuat dalam penjelasan terhadap prinsip-prinsip agama, serta menjadi mutiara yang bercahaya bagi orang-orang yang bertauhid. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -rahimahullaah- berkata: “Ini adalah kitab yang penting dalam masalah ‘Aqidah.”
Karena pentingnya kitab ini, dan banyak manfaatnya, serta kebutuhan setiap muslim kepadanya: maka para ulama mendorong agar kaum muslimin mempelajari dan memahaminya, bahkan menghafalkannya.
[Diringkas dari kitab: “Taisiirul Wushuul Ilaa Tsalaatsatil Ushuul” (hlm. 7-8), karya Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Qasim]
AL-QAWA’ID AL-ARBA’ (EMPAT KAIDAH)
Al-Qawa’id Al-Arba’ artinya: empat kaidah. Al-Qawaa-‘id merupakan bentuk jamak dari Qaa’idah. Dan Qaa-‘idah adalah: pondasi yang bercabang darinya banyak permasalahan atau banyak cabang.
Kandungan dari Empat Kaidah yang disebutkan oleh Syaikh rahimahulaah adalah: mengenal Tauhid dan mengenal syirik, dan (mengenal) kaidah dalam Tauhid dan kaidah dalam syirik. Karena banyak orang yang serampangan dalam dua perkara ini: serampangan dalam makna Tauhid dan serampangan dalam makna syirik. Masing-masing orang menafsirkan keduanya sesuai dengan keinginan (hawa nafsu)nya.
Dan Syaikh rahimahullaah tidaklah menyebutkan kaidah-kaidah ini dari dirinya sendiri atau hanya dari pemikirannya -sebagaimana dilakukan oleh banyak dari orang-orang yang serampangan-. Akan tetapi beliau mengambil kaidah-kaidah ini dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam, serta Sirah (perjalanan hidup) beliau.
Jika anda mengenal kaidah-kaidah ini dan memahaminya; niscaya setelah itu akan mudah bagi anda untuk mengenal Tauhid yang Allah mengutus Rasul-Nya dan menurunkan kitab-Nya dengan (Tauhid) tersebut. Dan (mudah pula) bagimu untuk mengenal syirik yang Allah peringatkan darinya dan Dia jelaskan bahaya dan kejelekannya di dunia dan di akhirat.
Dan ini adalah perkara yang sangat penting, dan ini lebih wajib atas anda dibandingkan mengenal hukum-hukum Shalat, Zakat, berbagai ibadah, dan perkara-perkara agama yang lainnya. Karena sungguh, ini adalah perkara yang pertama dan paling dasar. Shalat, Zakat, Haji, dan ibadah-ibadah lainnya adalah tidak sah jika tidak dibangun di atas pondasi ‘aqidah yang benar; yaitu: Tauhid yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla.
Dan penulis rahimahullaah telah mengawali al-Qawaa-‘idul Arba’ ini dengan muqaddimah yang agung, yang berisi do’a untuk para penuntut ilmu, serta peringatan atas apa yang akan beliau sampaikan.
[Diringkas dari kitab: “Syarh al-Qawaa-‘id al-Arba’”, karya Syaikh Doktor Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullaah]
-ditulis oleh: Ahmad Hendrix-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar